Kesibukan terlihat di sebuah studio pemotretan salah satu agensi hiburan di Korea Selatan. Seorang wanita terlihat melakukan beberapa pose mengikuti arahan dari fotografer. Ia sedang menjalani sesi pemotretan untuk profilnya setelah resmi menandatangani kontrak dengan agensi ini. Orang-orang tampak puas melihat kinerjanya. Ia begitu luwes melakukan beberapa pose di depan kamera.
“Selesai!”
Setelah memakan waktu hampir 1 jam, sesi pemotretan pun berakhir. Sang fotografer memeriksa kembali hasil jepretannya, lalu tersenyum penuh kepuasan. Ia pandangi sosok wanita yang membungkuk berulang kali kepada semua kru, termasuk dirinya. Tak lupa wanita itu mengucapkan terima kasih atas kerja keras semua orang yang sudah membantunya dalam sesi pemotretan ini.
“Aku kira kau akan canggung setelah lama tidak melakukan pemotretan. Ternyata aku salah. Kau membuktikan bahwa dirimu memang berbakat, Im Sol.”
Itu adalah komentar dari Shin Jungsoo, fotografer yang baru saja menangani pemotretan yang dilakukan oleh Sol. Wanita berambut hitam kecokelatan itu tersenyum mendengar pujian yang dilontarkan padanya.
Sol merupakan mantan artis cilik yang sempat vakum dari industri hiburan karena suatu alasan. Setelah mengantongi izin dari keluarga—terutama kakaknya, Sol kembali ke industri hiburan di usianya yang ke-23.
Sol secara resmi bergabung dengan White Entertainment, salah satu agensi hiburan khusus para artis dan model. Agensi ini sudah berdiri selama 10 tahun, dan perlahan semakin menunjukkan perkembangan yang berarti. Artis dan model yang bernaung di agensi ini terbukti memiliki kemampuan yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Banyak penghargaan sudah mereka raih sehingga membuat agensi ini mulai diperhitungkan keberadaannya di industri hiburan. Sol merasa beruntung mendapat kesempatan untuk bergabung dengan mereka.
“Aku beritahu salah satu kelebihanmu, Sol. Kau memiliki kemampuan untuk mengekspresikan wajah secara natural. Saat berdiri di depan kamera, kau mengikuti arahan kami dengan baik sehingga kami tidak kesulitan untuk mengambil foto terbaikmu. Itu yang membuat kami senang bekerja denganmu, Sol,” puji Jungsoo untuk kesekian kali. Ia perlihatkan hasil jepretannya kepada Sol. Seulas senyum kembali terukir menghiasi bibir wanita itu.
“Sejujurnya aku sedikit gugup. Bagaimanapun hampir 11 tahun aku vakum dari industri hiburan. Tapi ... syukurlah pemotretan hari ini bisa berjalan lancar.” Sol menghela napas lega, kemudian menjabat tangan Jungsoo. “Semua berkat bantuanmu dan kru yang lain. Terima kasih, Kak.”
“Sama-sama.” Jungsoo menepuk pelan bahu Sol. “Aku kira sejak skandal itu Geum tidak akan pernah mengizinkanmu bekerja lagi sebagai aktris maupun model. Apa yang kau lakukan pada kakakmu? Sampai kau kembali diizinkan untuk bekerja kembali di industri hiburan.”
“Aku hanya terus membujuknya agar diperbolehkan kembali bekerja di industri hiburan. Mungkin ... dia lelah mendengar ocehanku yang seperti burung beo. Terus berulang tanpa henti.”
Jawaban Sol itu membuat Jungsoo tertawa. Ia mengenal bagaimana karakter Geum sejak mereka sama-sama duduk di bangku perkuliahan. Jungsoo tidak bisa membayangkan bagaimana wajah kakak Sol yang kewalahan menghadapi rengekan Sol. Sewaktu Sol masih kecil pun, Jungsoo sudah hafal dengan kebiasaan wanita itu yang akan merengek apabila permintaannya tidak dituruti.
Skandal yang sempat disinggung Jungsoo terjadi ketika Sol berusia 12 tahun. Waktu itu, salah satu produser dari drama yang pernah Sol bintangi terbukti sebagai pelaku pedofilia. Sol yang kala itu masih berusia 12 tahun, namanya ikut terseret ke dalam daftar korban mantan produser itu. Pihak Sol sudah membantah tegas bahwa Sol tidak ada sangkut pautnya dengan kasus yang dialami mantan produser tersebut.
Namun, nama Sol terlanjur tercoreng karena media setempat sengaja menggunakan namanya demi menutupi kasus lain yang terjadi dalam pemerintahan. Mengingat status Sol waktu itu merupakan artis cilik yang memperoleh pendapatan tertinggi untuk kalangan artis cilik seusianya.
Tak sedikit yang termakan oleh media dan mulai berasumsi bahwa karir Sol bisa naik setelah ‘tidur’ dengan mantan produser itu. Beberapa orang memberikan cibiran untuk Sol, termasuk teman-teman sekolahnya.
Keluarga Sol tidak terima atas perlakuan mereka. Geum, dia adalah orang pertama yang menyuruh Sol untuk berhenti bekerja di industri hiburan. Geum tidak mau Sol menjadi korban dari kejamnya sebuah industri hiburan.
Awalnya Sol menolak dan memilih bertahan. Sayangnya, tekanan juga diberikan kepada keluarganya sehingga memaksa Sol untuk mundur dari industri hiburan. Situasi yang kacau balau mendorong Sol untuk pindah dan tinggal sementara di Jepang selama 7 tahun. Ia kembali lagi ke Korea Selatan di usia 20 tahun, dan melanjutkan pendidikan di salah satu kampus ternama, dengan mengambil jurusan Theater and Music.
11 tahun berlalu semenjak skandal yang dialami Sol sewaktu kecil. Kini setelah keadaan kembali seperti semula, kecintaan Sol terhadap seni peran dan dunia modelling semakin bertambah. Dorongan untuk kembali terjun ke industri hiburan kian besar. Apapun resikonya nanti, Sol siap menghadapinya.
Tentu bukan perkara mudah bagi Sol untuk mendapatkan izin dari keluarganya. Geum menolak keras permintaan Sol. Berbeda dengan orang tua mereka yang membebaskan Sol untuk memilih karirnya. Mereka tetap mengingatkan Sol untuk lebih berhati-hati jika memang ingin kembali berkarir di industri hiburan. Jadikan kenangan pahit masa lalu sebagai pembelajaran demi masa depan yang lebih baik lagi.
...***...
Kondisi studio pemotretan mulai sepi. Hanya ada beberapa orang yang terlihat masih membereskan berbagai peralatan. Sol duduk di salah satu sofa yang tersedia, sembari menunggu manajernya selesai berbicara dengan Jungsoo.
Pikiran Sol kembali melayang pada kejadian beberapa hari lalu. Tepatnya, pembicaraan yang dia lakukan bersama Geum.
Sol berharap tidak ada yang salah dengan indra pendengarannya. Sebab, apa yang baru saja diucapkan oleh Geum terdengar seperti mimpi.
“Aku boleh kembali bekerja di industri hiburan?” tanya Sol sekali lagi, masih dengan tatapan tidak percaya.
Geum mengangguk, “Ya.”
“Kau tidak sedang mengerjaiku ‘kan? Kakak benar-benar memberiku izin untuk melakukannya?”
“Iya, Nona Im.” Geum menangkup wajah Sol lalu menatapnya lekat. “Kau boleh kembali bekerja di industri hiburan. Terserah kau ingin kembali menjadi aktris ataupun model. Kau bebas melakukannya.”
“Kyaa ... terima kasih, Kak!” Sol memekik gembiran dan menghambur ke pelukan Geum. Pria itu tersenyum kecil sembari mengusap kepalanya dengan lembut.
“Tapi ...,” Geum melonggarkan pelukan mereka. Senyuman hangat yang sempat menghiasi wajahnya berubah menjadi seringaian, “kau harus memenuhi permintaanku sebagai imbalan karena aku sudah memberimu izin. Aku memiliki sebuah misi untukmu.”
“Syarat? Misi?” Sol terdiam sejenak. Wajahnya terlihat ragu, tetapi wanita itu memutuskan untuk menyanggupi permintaan kakaknya. “Baiklah, katakan saja, Kak. Apapun akan kulakukan asalkan aku bisa kembali bekerja di industri hiburan.”
“Kau yakin?”
Sol mengangguk. Ia tak menyadari sinyal bahaya yang akan diberikan Geum setelah ini.
“Ini tidak sulit,” Geum bersedekap lalu tersenyum penuh arti. “Kau pasti tahu Ryu Sunjae, ‘kan?”
“Ryu Sunjae?” Sol mengernyitkan dahi. “Maksudmu, aktor yang sekarang sedang naik daun itu? Yang tingginya seperti jerapah itu?”
Tawa Geum meledak ketika mendengar penilaian polos Sol, “Ya, itu dia.”
“Memang ada apa dengannya?” tanya Sol bingung.
“Dia ada hubungannya dengan misi yang kuajukan tadi, Sol.” Geum memajukan wajahnya, kemudian berbisik di telinga Sol. “Kau kuizinkan bekerja kembali di industri hiburan, asalkan kau bersedia mengorek informasi pribadi Sunjae.”
“APA?!” Sol memekik kaget. “Kenapa aku harus melakukannya?!”
“Ck, tentu saja untuk kakak tercintamu ini, bodoh!” Geum menjitak pelan kepala Sol. Adiknya meringis kesakitan dengan mata melotot lucu.
“Kakak sakit!”
“Kau tahu aku pendiri Star Magazine, majalah konsumen hiburan yang sangat populer di Korea Selatan. Aku ingin sekali mendapatkan informasi lebih dalam tentang Ryu Sunjae. Sayangnya, dia selalu berkelit saat ditanyai masalah pribadi. Itu membuat kami sebagai pemburu berita semakin penasaran dengannya.”
Sol menggigit bibir bawahnya. Rasa percaya diri yang sempat dimilikinya luntur dalam sekejap. Ia tidak yakin bisa menyanggupi misi yang diajukan Geum. “Ngg ... apa tidak ada misi yang lain? Kurasa aku tidak bisa melakukannya, Kak.”
“Kau bisa. Dengan kembali bekerja sebagai aktris maupun model, kau bisa bertemu dengannya. Jalinlah hubungan pertemanan dengan Sunjae lalu gali informasi tentangnya. Setelah itu, kau laporkan hasil temuanmu itu padaku secepat mungkin.”
Geum berbicara panjang lebar tanpa jeda. Membuat Sol menganga dengan tatapan tak percaya.
“Tapi—”
“Kau terima atau kau tidak akan pernah bekerja kembali di industri hiburan?”
Sol mengerucutkan bibirnya. “Baik, aku terima misi itu ....”
“Sol?”
Suara itu membuyarkan lamunan Sol. Ia tersenyum pada manajernya yang baru saja datang, Lee Hyunjoo. Wanita itu berlari-lari kecil menghampiri Sol yang masih duduk di sofa. Hyunjoo memandangi sekilas penampilan Sol yang sudah berganti pakaian. Sol memilih tampil casual dengan mengenakan t-shirt yang dipadu dengan blazer, bawahan denim, dan ankle heeled boots yang melekat di kakinya.
“Iya.” Sol berdiri dari sofa warna maroon berbahan beludru itu. “Sudah selesai? Ayo, kita pulang. Aku ingin beristirahat.”
“Tentu, tapi kita harus bertemu dengan Direktur Kim terlebih dahulu,” sahut Hyunjoo dengan senyuman manis. “Sepertinya kau akan segera menerima pekerjaan pertama.”
“Benarkah?” Mata Sol langsung terbuka lebar. Rasa lelah yang sempat menghinggapinya sirna begitu saja. Tangannya secara spontan menggamit lengan Hyunjoo. Ia tak sabar ingin segera bertemu dengan petinggi agensi. Sol penasaran dengan pekerjaan pertama yang akan diterimanya.
Sol dan Hyunjoo menaiki lift menuju lantai tertinggi gedung, tempat ruangan petinggi agensi berada. Mereka berjalan menyisiri lorong sampai berhenti di sebuah pintu ruangan berwarna putih. Setelah berbicara dengan sekretaris petinggi agensi, keduanya diperbolehkan masuk menemui Kim Seungyeon, CEO dari White Entertainment.
White Entertainment didirikan oleh ayah Seungyeon. Sebelum mengambil posisi sebagai CEO, Seungyeon sebelumnya berkari sebagai aktris. Namun, sejak ayahnya jatuh sakit selama beberapa tahun terakhir, Seungyeon memutuskan mundur dari industri hiburan demi menggantikan posisi ayahnya.
Ketika masih aktif sebagai aktris, Seungyeon turut andil dalam pengembangan agensi yang didirikan ayahnya tersebut. Semakin lama kemampuan mengelola perusahaan pun mulai terlihat dalam diri Seungyeon. Itulah sebabnya ia dipilih sebagai CEO selanjutnya, terlepas dari statusnya sendiri yang merupakan anak dari pendiri agensi White Entertainment.
“Permisi, Direktur.”
Seungyeon menoleh ke arah pintu. Melihat tamu yang datang ke ruangannya, Seungyeon tersenyum senang. Ia berjalan cepat menghampiri Sol dan Hyunjoo. Memeluk keduanya secara bergantian. “Apa pemotretanmu sudah selesai?” tanyanya pada Sol.
Sol mengangguk.“ Saya dengar Direktur memanggil saya untuk ke sini.”
“Astaga, Sol!” Seungyeon tertawa mendengar gaya berbicara Sol. “Kau tidak perlu bersikap formal seperti itu. Aku lebih senang kalau kalian memanggilku Kakak.”
“Tapi, Direktur—”
“Panggil aku Kakak. Aku sudah bilang kalian bisa memanggilku Kakak jika kita hanya sedang bertiga seperti ini,” potong Seungyeon. “Kalian bisa memanggilku secara formal dalam acara resmi. Atau sekedar berbasa-basi jika bertemu di lingkungan perusahaan. Di luar itu, kalian harus memanggilku Kakak, mengerti?”
Sol dan Hyunjoo saling memandang, lalu tersenyum geli.
“Baiklah, Kakak.” Sol mengiyakan saja permintaan Seungyeon.
Hyunjoo terkekeh melihat wajah cerah wanita yang masih terlihat muda di usianya hampir mendekati kepala empat itu.
Perlu diketahui, Seungyeon sudah mengenal Sol sejak lama. Mereka pernah terlibat dalam sebuah drama, saat Sol masih aktif bekerja sebagai artis cilik. Kepribadian Sol yang ceria membuat Seungyeon senang bermain drama dengannya. Sol sendiri juga menganggap sosok Seungyeon seperti kakak perempuannya.
Hubungan pertemanan mereka terus berlanjut sampai sekarang. Sejak mengetahui Sol memutuskan kembali bekerja di industri hiburan, Seungyeon dengan tangan terbuka menerima Sol untuk bergabung dengan agensinya. Tentu saja Sol bukan termasuk orang yang mengandalkan koneksi. Meski sudah mengenal Seungyeon sebelumnya, Sol tetap melalui serangkaian seleksi untuk menilai apakah dirinya layak menjadi bagian dari White Entertainment.
“Jadi, ada apa Kakak memanggilku ke sini?” Sol bertanya dengan wajah antusiasnya. Seungyeon tersenyum lalu menyodorkan sebuah majalah kepada wanita itu.
“Clare Magazine sedang bersiap mengeluarkan produk fashion terbaru mereka. Kudengar mereka mengusung tema pasangan romantis di musim gugur. Mereka sudah memilih model prianya, yaitu Ryu Sunjae,” ucap Seungyeon. Ia duduk anggun dengan tangan terlipat di dada. Penampilannya dalam balutan pantsuit warna abu-abu membuat Seungyeon terlihat berkelas dan penuh wibawa.
“Beberapa hari lalu pihak Clare Magazine datang ke sini untuk mencari model wanita untuk pemotretan itu. Untung saja kau sudah resmi bergabung di sini. Aku langsung tunjukkan fotomu pada mereka dan perkiraanku akurat. Kau termasuk dalam daftar model wanita yang akan dipasangkan dengan Sunjae,” lanjut Seungyeon.
“Sol akan menjadi model wanitanya?” tanya Hyunjoo antusias.
“Soal itu masih belum diputuskan.” Seungyeon terdiam sejenak. “Meski Sol termasuk dalam daftar, mereka memberi wewenang pada Sunjae untuk memilih model wanita yang akan berpasangan dengannya. Jadi, keputusan akhir ada di tangan Sunjae, bukan pada mereka.”
“Benar juga.” Hyunjoo melirik Sol sekilas. Ia sudah menduga kalau sepupunya itu belum sepenuhnya tahu tentang bagaimana cara kerja Sunjae selama ini. “Kudengar dia sangat selektif dalam memilih tawaran pekerjaan. Terutama wanita yang akan menjadi pasangannya, entah dalam sesi pemotretan majalah, syuting iklan, drama, atau film.”
Wajah Sol terlihat terkejut.
“Kau benar, Hyunjoo. Tidak sia-sia kau bekerja denganku,” puji Seungyeon. Ia beralih kembali pada Sol yang masih tampak kebingungan.
“Sunjae memang aktor pendatang baru, dan usianya sama denganmu, 23 tahun. Walau begitu, pesona Sunjae sudah menyedot perhatian publik. Kudengar dari rekanku yang pernah terlibat satu proyek dengannya, Sunjae memang dikenal sering mengajukan persyaratan di depan. Maksudnya, banyak permintaan yang harus dipenuhi sebelum dia benar-benar terlibat dalam proyek yang ditawarkan padanya itu.”
Mata Sol membulat lucu. “Mereka memenuhi semua permintaannya?”
“Tentu saja.” Seungyeon tergelak melihat wajah cemberut Sol. “Kesan pertama memang sedikit menyebalkan karena banyaknya permintaan yang dia ajukan. Tapi melihat bagaimana totalitas Sunjae dalam bekerja, ditambah dengan hasil yang memuaskan, semua pihak yang bekerja sama dengannya pun tidak akan keberatan lagi untuk menyanggupi semua permintaan Sunjae.”
Sol tercenung. Fakta tentang Sunjae yang dibeberkan Seungyeon dan Hyunjoo benar-benar mengusik pikirannya. Dia tahu Sunjae aktor pendatang baru yang sedang naik daun, tapi apakah Sunjae benar-benar sehebat itu? Sampai mendapat wewenang untuk memilih sendiri orang yang akan terlibat dalam proyek yang sama dengannya.
Memikirkan kembali misi yang diberikan Geum, ditambah penjelasan singkat tentang sosok Sunjae, Sol mendesah frustasi.
Ini sudah jelas. Jalan bagi Sol untuk mengorek informasi tentang Sunjae tidak akan mudah.
Mampukah Sol menjalankan misi kakaknya dengan baik?